Guys! ini cerpen kedua ku.! maav yaa kalo' gaa nyambung.
J
Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun yang
menemani pagi. Matahari yang tak pernah lelah menerangi dunia ini. Seperti
itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling mengerti tanpa haus
memohon. Tak ada satupun di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan,
persahabatan adalah kisah terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang
pernah merasakannya.
Pagi
itu De Lollipop yang terdiri dari 4 orang yaitu Fina, Fiona, Bianca, dan Sivia
sedang duduk santai menunggu bel masuk berbunyi di taman sekolah. Mereka
bersekolah di SMP Tunas bangsa, sekolah Tunas Bangsa adalah sekolah milik
keluarga Putri. De Lollipop bersahabat sejak mereka duduk di bangku kelas satu
SMP.
Putri
anak pemilik sekolah dia selalu sombong pada teman – temannya, dia selalu
menghina orang sesuka hatinya. Di sekolah semua anak dan guru – guru pun takut
padanya karena ia adalah anak pemilik sekolah tapi hanya geng De Lollipop yang
tidak takut padanya. Dia hampir tidak memiliki teman di sekolah ini, dia hanya
memiliki satu teman yaitu Citra yang selalu jadi pembantunya. Kemana – mana
mereka hanya berdua dan Citra selalu menuruti apa yang di inginkan oleh Putri.
Putri
dan Citra sangat iri melihat persahabatan De Lollipop yang begitu harmonis,
mereka selalu menjahili De Lollipop yang tidak pernah membuat masalah dengan
mereka. Hingga suatu ketika De Lollipop yang sedang asyik bersenda gurau di
taman sekolah, di kagetkan dengan kehadiran Putri dan Citra. De Lollipop sangat
heran kenapa mereka harus datang di tengah – tengah kebersamaan mereka. Putri
dan Citra pun datang dengan sapaan yang rasanya kurang enak untuk di dengar di
telinga, De Lollipop yang mendengar sapaan itu merasa kesal dan merasa mereka
telah dihina oleh Putri.
Setelah
mendengar sapaan itu De Lollipop, Putri, dan juga Citra mulai beradu mulut, De
Lollipop yang merasa telah di hina oleh Putri pun mulai melontarkan kata – kata
yang kurang baik untuk di dengar sedangkan Putri dan Citra merasa mereka tidak
menghina De Lollipop dan dari situ mulai terjadi keributan kecil yang membuat
orang – orang sekitar harus melerai keributan itu dan De Lollipop mengalah
karena mereka takut ada guru yang melihat keributan itu karena kalau ada guru
yang melihat keributan itu maka oranng tua mereka akan di panggil ke sekolah. De
Lollipop pergi meninggalkan Putri dan Citra lalu pergi ke perpustakaan untuk
membaca beberapa buku. Sementara itu Citra
dan Putri pergi ke toilet untuk merapikan diri mereka setelah keributan itu.
Citra bingung kenapa Putri
membiarkan mereka pergi begitu aja, Citra pun menanyakan hal itu kepada Putri
dan ternyata di balik Putri membiarkan De Lollipop pergi begitu saja karena ia
memiliki suatu rencana yang mungkin akan membuat persahabatan De Lollipop
menjadi retak. Di toilet Putri mulai menceritakan rencananya pada Citra dan Citra
pun mulai mengerti kenapa Putri membiarkan De Lollipop pergi begitu saja.
Ketika bel masuk belum berbunyi Putri
dan Citra pun memulai aksinya yaitu menyembunyikan dompet Fiona salah satu
anggota De Lollipop, dan memasukkan dompet itu pada tas salah satu anggota De
Lollipop yang lain yaitu Fina. Putri berpendapat bahwa rencananya itu dapat
membuat De Lollipop akan hancur menjadi
dua bagian, ia optimis bahwa rencana itu akan sukses.
Citra pun mengambil dompet Fiona
dan memasukkannya pada tas Fina sedangkan Putri hanya mengawasi situasi yang
ada di luar kelas. Ia selalu mengawasi keadaan sekitar, takut ada yang melihat
aksi mereka itu. Setelah melakukan aksi itu mereka langsung duduk di bangku
mereka dan De Lollipop juga masuk kelas karena jam pelajaran akan segera di
mulai, guru Biologi pun masuk ke kelas dan mulai mengajarkan materi yang sudah
ia siapkan.
Jam sudah mulai menunjukkan pukul
09.10 dan itu berarti jam pelajaran telah selesai dan seluruh anak kelas IX – H
pergi meninggalkan kelas. Ketika hendak pergi ke kantin, Fiona anggota De
Lollipop mengambil dompetnya namun dompetnya itu tidak ada dalam tas, anggota De
Lollipop yang lain pun menyarankan untuk menyarinya lagi dan saat memeriksa
kembali ternyata dompet itu benar – benar tidak ada ia pun mulai merengek
menangis karena dompetnya tidak ada. Sivia anggota De Lollipop yang paling
bijak menyarankan agar anak – anak De Lollipop juga mencari dompet Fiona di tas
masing – masing anggota De Lollipop.
Putri dan Citra yang melihat De
Lollipop kebingungan seperti itu mereka hanya tertawa lepas dan merasa puas
dengan apa yang terjadi pada De Lollipop sedangkan De Lollipop mulai mencari
dompet Fiona di tas masing – masing anggota De Lollipop dan dompet tersebut pun
berada di tas Fina. Fiona yang mengetahui bahwa dompetnya berada di tas Fina
pun langsung marah dan kecewa terhadap sikap sahabatnya itu, ketika Fina ingin
menjelaskan mengapa dompet itu ada di dalam tasnya, Fiona tidak mau
mendengarkan dan langsung mengambil dompet itu dan pergi ke kantin dengan Bianca.
Fina pun menjelaskan semuanya pada Sivia dan hanya Sivia lah yang mendengarkan
penjelasan Fina, mereka berdua menduga bahwa ada orang lain di balik kejadian
ini dan dugaan mereka itu benar.
Sejak kejadian itu pula De
Lollipop yang dulu selalu kompak menjadi retak dan mejadi musuh satu sama lain.
Melihat retaknya persahabatan De Lollipop, Putri dan Citra senang karena apa
yang mereka inginkan selama ini dapat terwujud dengan sukses.
Ketika di kantin saat Fiona dan Bianca
membeli kue mereka bertemu dengan Fina dan Sivia. Mereka berdua melihat
kehadiran Fina dan Sivia namun, mereka seolah – olah tidak melihat dan berjalan
di depan Sivia dan Fina tanpa sapaan apa pun. Ketika mereka berjalan melewati Fina
dan Sivia, Fiona menyindir dengan kalimat yang kurang baik dan itu membuat Fina
kesal dengan perlakuan Fiona yang membuatnya malu di hadapan umum. Setelah
terjadi hal itu Fiona dan Bianca pun meninggalkan kantin dan sesegera mungkin
pergi ke kelas.
Saat perjalanan menuju kelas Fiona dan Bianca
mendengar perbicaraan antara Putri dan Citra, mereka berdua berbicara bahwa
mereka senang melihat kehancuran De Lollipop. Ketika mendengar perbicaraan itu Fiona
dan Bianca pun langsung masuk ke dalam kelas dan menanyakan mengapa mereka
berdua melakukan semua itu pada De Lollipop dan Putri menjawab bahwa ia iri
dengan persahabatan mereka yang begitu harmonis sedangkan ia dan Citra selalu
membuat orang kesal padanya. Saat Putri menjelaskan mengapa ia melakukan semua
itu tiba – tiba Fina dan Sivia datang, mereka pun ikut melontarkan beberapa
pertanyaan pada Putri dan Citra yang membuat mereka berdua bingung mau menjawab
pertanyaan yang mana terlebih dahulu.
Putri pun akhirnya menjawab satu
per satu pertanyaan De Lollipop, Citra yang hanya bisa bingung kenapa Putri
menjadi mengakui semua kelakuannya itu pada De Lollipop hanya bisa berkata
dalam hati “ Ini bukan Putri yang selama ini aku kenal! ”. tapi apa yang
dikatakannya dalam hati itu menjadi salah, saat Putri bilang bahwa ia benar –
benar lelah dengan hidup yang selama ini ia jalani.
Setelah pengakuan Putri, mereka
berdua menjadi anggota De Lollipop dan De Lollipop pun hidup dengan
keharmonisan, kekompakan, dan juga kebersamaan.
Dari
kejadian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa janganlah kalian
jadikan iri hati menjadi sebab utama di antara persahabatan kalian. J
Credit :
Emillollipop